Site icon Jejak Digital

Work at Home Untuk Tambahan Penghasilan

Kata orang, mencari pekerjaan sekarang ini susah-susah sulit meski teman-teman adalah lulusan sarjana. Sekalipun sudah dapat pekerjaan, kerja lembur bagai quda, mungkin teman-teman tetap pengin cari tambahan penghasilan buat foya-foya atau ditabung. Waktu aktif kuliah pun kita sering tergiur dengan istilah ‘nyambi’ kerja untuk dapat tambahan uang jajan.

Sampai mungkin ada juga yang tertarik dengan iklan lowongan pekerjaan yang ditempel-tempel di tiang listrik dengan bayaran yang tak masuk akal, contohnya adalah bisnis pengeleman benang teh celup  yang diiming-imingi upah Rp 60rb/dus (cukup menggiurkan bukan ?). Setelah diusut, ujung-ujungnya model bisnis seperti itu adalah modus semata. Pada akhirnya kita diminta cari korban baru buat ikut program semacam itu. Barulah dapet duit. Pfft.

Sebenarnya ada hal lain yang lebih positif yang bisa kita lakukan buat nambah penghasilan kita. Salah satunya adalah, yap, kerja online. Kerja online sering orang-orang hubungkan dengan jualan produk online di internet. Tapi ternyata kerja online ngga sebatas itu guys. Bagi teman-teman yang mungkin merasa skill wirausahanya tumpul tapi tetap pengen dapat tambahan uang saku, mungkin kerja online yang akan saya share ini bisa jadi solusi.

Kerja online yang saya share di sini adalah tipe work at home atau remote working. Sesuai namanya, tipe pekerjaan itu ngga mengharuskan kita datang ke kantor atau punya jam kerja tertentu. Kita bisa garap di rumah, kos-kosan, kafe, kampus, warnet, wartel, warmindo, warteg dll dengan jam kerja yang fleksibel.

Biasanya di tipe pekerjaan ini kita ditarget untuk mengerjakan sesuatu dengan lama waktu sekian jam per minggu atau sekian jam per hari, dengan waktu pengerjaan yang fleksibel tentunya. Nah untuk urusan fee, biasanya penyedia pekerjaan tipe ini ngegaji kita dalam rate dollar (USD) per jam karena memang kebanyakan penyedianya itu adalah perusahaan internasional.

Tipe pekerjaan work at home ini pun macem-macem, dari pekerjaan entri data, evaluasi search engine, hingga pekerjaan yang butuh expertise seperti linguisticNah untuk kali ini, saya mau share pengalaman work at home dengan task utamanya yaitu evaluasi search engine dan ads. Saya akan share apa yang bisa saya bagi di publik karena beberapa poin tertentu seperti detail project dan exam tidak bisa saya share di ruang publik seperti ini.

Sampai saya menulis artikel ini, saya ‘nyambi’ di 2 perusahaan berbeda, yaitu Lionbridge dan Appen. Saya bergabung di Lionbridge bulan Juli tahun lalu dan baru bergabung di Appen sekitar awal tahun ini. Secara umum yang saya kerjakan adalah mengevaluasi search engine (Lionbridge) dan ads (Appen). Saya akan membagi pembahasannya dalam dua section besar berikut

Search Engine Evaluator (Lionbridge)

Waktu saya daftar role SEE ini sekitar setahun yang lalu ada beberapa perusahaan lain yang juga menawarkan role serupa, seperti Appen dan Leapforce. Sekarang, Leapforce sudah bergabung dengan Appen tapi masing-masing mereka masih membuka beberapa project. Untuk Lionbridge sendiri, sayang sekali sampai saat ini masih belum ada lowongan untuk role SEE ini. Update lowongan Lionbridge bisa dicek di sini. Kita berharap beberapa waktu lagi Lionbridge bakal buka lagi. Atau jika teman-teman ngga sabaran, bisa mencoba alternatif Leapforce atau Appen untuk tipe SEE ini.

Nah ngapain sih SEE itu? SEE ini sering dipanggil dengan istilah rater oleh perusahaan. SEE atau rater ini kerjanya adalah mengevaluasi dan memberi feedback hasil pencarian search engine. Nah hasil pencarian ini bisa berupa situs-situs pada umumnya, maps, video, aplikasi dll. Dalam setiap search pasti ada namanya query dan beberapa parameter lainnya tergantung jenis pencariannya. Tugas kita adalah memberi rating dan feedback apakah hasil pencarian sudah sesuai dengan query yang ada dan tentu saja dalam perspektif user yang memberi query tersebut

Satuan tugas di atas biasa disebut dengan task. Jenis task ini macem-macem bentuknya. Untuk tiap task, kita mendapat alokasi waktu sekian menit tergantung jenis task dan diharapkan untuk menyelesaikan task dalam kurun waktu tersebut. Nah akumulasi waktu pengerjaan task ini lah yang nantinya dikalikan dengan rate fee per jam sama dengan tamabahan penghasilan kita. Untuk gambaran, Lionbridge mengekspektasikan rater nya untuk dapat menyelesaikan task minimal 10 jam dan maximal 20 jam tiap minggunya. Rate fee per jam saat saya daftar setahun yang lalu adalah 8.82 USD per jam.

Untuk list persyaratan pendaftaran SEE ini saya agak lupa karena sudah setahun yang lalu dan memang saat ini Lionbridge sedang ngga buka lowongan. Tapi kita coba tengok punya Appen berikut, karena seingat saya hampir mirip dengan Lionbridge. Syaratnya cukup simpel dan saya yakin teman-teman banyak yang qualified. Tentu saja teman-teman juga perlu menyiapkan dokumen seperti CV dalam bahasa Inggris dan atau resume.

SEE Appen Requirements

Proses pendaftaran sampai benar-benar dinyatakan diterima kurang lebih memakan waktu 3 minggu, setidaknya itu waktu saya daftar program ini setahun yang lalu.

Tidak cukup sampai di pemenuhan syarat-syarat di atas, teman-teman perlu menyelesaikan 3 tahap exam yang bisa dibilang cukup sulit. Satu exam teori dan dua exam praktek. Sebelumnya perusahaan akan beri waktu seminggu untuk teman-teman belajar rater guidelines yang tebalnya sekitar 150 halaman. Kita bahas exam ini di post lainnya ya (kalau inget).

Memang tahap paling susah dalam pekerjaan ini bisa dibilang lolos exam nya itu sendiri. Banyak yang gagal di tahap tersebut karena belum membaca dan memahami betul isi guidelines. Kuncinya dalam menaklukan exam SSE ini adalah benar-benar membaca dan memahami setiap section dalam guidelines. Gagal di satu exam, teman-teman ngga bisa lanjut ke exam selanjutnya, jadi harus benar-benar memaksimalkan usaha dan do’a. Selamat mencoba!

Social Media Evaluator (Appen)

Role SME (Social Media Evaluator) ini sebenarnya sangat cocok buat mereka yang tiap harinya ngga bisa lepas dari media sosial. Daripada jari-jarinya dipakai untuk ketik caption panjang-panjang di Instagram tapi pada akhirnya ngga jadi posting, mendinglah untuk ini.

Saya baru bergabung sekitar 4 bulan untuk role ini. Berbeda dengan SEE, di role ini saya hanya perlu alokasikan waktu sekitar 1 jam untuk menggarap semua task per harinya. Rate fee per jam nya ngga bisa saya infokan di sini, tapi buat gambaran, bisa lah buat bayar langganan Spotify satu bulan bahkan lebih.

SME ini erat kaitannya dengan iklan. Tugas kita adalah mengevaluasi dan memberi feedback iklan-iklan di sebuah media sosial. Satu jam setiap harinya kita alokasikan buat lihat iklan-iklan ini dan kasih komentar. Rasanya ngga susah kan mengalokasikan waktu satu jam bekerja langsung dari HP di manapun dan kapanpun.

Satu jam ini ngga benar-benar harus satu jam dalam satu kali task. Bisa teman-teman sela dengan kegiatan lain kalau memang ada kesibukan lain. Misal, baru 20 menit mengerjakan task, ternyata gebetan ngajak nonton, tentu bisa teman-teman tinggal dulu dong. Gebetannya? Task nya lah maksudnya, masa ajakan langka seperti itu mau ditolak. Ye kan. Nah baru setelah nonton, dilanjut lagi deh task sisanya.

Pendaftaran untuk SME saya pantau masih terbuka di link ini. Untuk role SME, selang waktu pertama apply sampai diterima itu memang cukup lama, bisa berbulan-bulan. Tapi lamanya ini lebih karena waktu tunggu sampai dinyatakan lolos tahap administrasi. Sedangkan dari pengumuman lolos tahap administrasi , kemudian mengerjakan exam sampai benar-benar diterima hanya butuh waktu yang singkat.

Ada beberapa guidelines yang harus teman-teman baca untuk dapat lolos exam SME ini. Kuncinya sama dengan SEE, baca dengan teliti dan pahami setiap section guidelines yang diberikan. Untuk tingkat kesulitan, saya kira exam SEE jauh lebih sulit dibandingkan exam SME ini karena banyaknya rules yang harus dipahami. Intinya tetap harus berusaha dan berdo’a yang maksimal.


UPDATE DESEMBER 2019

Supahands

Beberapa waktu lalu, saya pernah dapat message di Linkedin dari seorang Community Manager menawarkan pekerjaan remote yang mirip-mirip dengan model pekerjaan di Lionbridge atau Appen. Nama perusahaannya itu Supahands dari Malaysia. Saya iseng-iseng coba, dan memang berhasil sampai diterima, karena tesnya ga begitu sulit.

Project yang available saat itu sentiment tagging.  Deskripsi pekerjaannya kurang lebih gini “To identify if messages from social platforms are “Positive”, “Negative”, or “Neutral” and then tag them accordingly” yang intinya mengidentifikasi sentiment dari suatu postingan di media sosial. Karena penasaran, saya lihat lengkap guideline-nya dan menemukan info rate-nya yang terbilang kecil, cuma RM0.030/tag (Ringgit Malaysia), sila dikonversikan sendiri 😁 . Di job ini, ekspektasinya kita dapat mengerjakan 720 tag/hari. Jadi per hari kita dapet sekitar RM21.6 untuk pengerjaan kurleb 95 menit (teorinya), karena KPI nya 0.133 menit/tag. Kalau sebulan teman-teman bisa rutin mengerjakan, berarti bisa mendapatkan RM648 atau sekitar 2,2jt. Jauh lebih kecil dibanding ratenya Lionbridge atau Appen, tapi layak dicoba kalau kedua perusahaan itu sedang susah untuk di-apply

Sebenarnya di Supahands ini ga cuma sentiment tagging. Ada banyak project lain yang ada, tapi ya banyak juga yang not available to apply karena sudah penuh worker nya.

Jadi, buat teman-teman yang ingin mencoba, langsung daftar aja di https://www.supaagents.com/ , nanti akan ada invitation link melalui email untuk mengerjakan tes masuk. Selamat mencoba 🥂


Nah itulah teman-teman , sekilas info yang bisa saya share tentang pengalaman work at home. Tentu ada plus minus jika kita memilih work at home sebagai sumber utama penghasilan. Role seperti SME masih cocok untuk teman-teman kantoran yang juga ingin dapat tambahan penghasilan dengan minimum effort. Teman-teman yang masih aktif kuliah bisa mencoba semua opsi di atas karena saya yakin kalian masih punya banyak waktu longgar huehue. Semua kembali pada preferensi teman-teman tentang bagaimana membagi pekerjaan utama dan mengatur waktunya masing-masing.

Perlu juga saya infokan kalau work at home ini juga rentan termination karena kebanyakan statusnya adalah kontrak, yaitu jika kita gagal memenuhi requirements dari perusahaan-perusahaan di atas, maka perusahaan berhak memutus kontrak dan itu berarti potensi tambahan penghasilan teman-teman lenyap.

Sampai di sini, apakah minat teman-teman menjadi bertambah untuk mencoba apa yang sudah saya coba setahun belakangan ini. Bangun tidur lalu duduk di sofa sambil kerja seperti gambar om-om di atas tadi ? Atau masih tetap tergiur mencoba ngelem benang teh celup? Bebas saja, itu pilihan teman-teman. Selamat memilih dan selamat mencoba.

Cheers.

Exit mobile version